Sebuah film mengenai toleransi yang saat ini ada di Indonesia, sangatlah jarang ada , bahkan kalaupun ada selalu melihat dari salah satu sudut saja.
Namun saat menonton film bumi itu bulat , sayapun ternyata menyadari sayapun ternyata terjebak juga akan pemikiran stereotip .
Namun saat menonton film bumi itu bulat , sayapun ternyata menyadari sayapun ternyata terjebak juga akan pemikiran stereotip .
Apabila melihat poster, ada yang menarik saat terlihat Astro Shaw juga terlibat dalam produksi film ini.
Saat ditanyakan, disampaikan bahwa ternyata di negara tetangga kita Malaysia, isu mengenai toleransi dan intoleransi juga menjadi pokok pembahasan disana dan saat perbedaan ini menjadi semakin tajam, menjadi mengkhawatirkan.
Adapun setting akhir, diambil pada saat Asian Games 2018 lalu di Indonesia, karena Asian Games seolah menjadi sebuah momentum besar untuk mengingatkan, saat tujuan satu, yaitu menjaga nama baik negara Indonesia, maka perbedaan menjadi sesuatu yang semu dan semua bersatu untuk mengangkat nama Indonesia.
Saat ditanyakan, disampaikan bahwa ternyata di negara tetangga kita Malaysia, isu mengenai toleransi dan intoleransi juga menjadi pokok pembahasan disana dan saat perbedaan ini menjadi semakin tajam, menjadi mengkhawatirkan.
Adapun setting akhir, diambil pada saat Asian Games 2018 lalu di Indonesia, karena Asian Games seolah menjadi sebuah momentum besar untuk mengingatkan, saat tujuan satu, yaitu menjaga nama baik negara Indonesia, maka perbedaan menjadi sesuatu yang semu dan semua bersatu untuk mengangkat nama Indonesia.
Akting Febby Rastanty (Aisha) yang sangat menarik, karena mampu mengocok emosi para penonton dan mampu memainkan perannya dengan sangat baik , serta sempat membuat saya tertipu juga akan arah dan motifnya.
Rasa gemas dan kesal pada sosok Aisha terbangun dengan apik , dan saat mengetahui arah dan motifnya, membuat greget beerapa penonton.
Kekurang setujuan akan penggambaran beberapa adegan juga sempat dirasakan oleh beberapa penonton yang hadir saat press screening ini, namun kalau saya nilai itu lebih bersifat personal serta melupakan tujuan pembuatan film ini adalah penggambaran akan intoleransi yang saat ini marak terjadi di Indonesia.
Dalam siaran persnya, prosedur Robert Ronny pun menyampaikan terasa sekali perbedaan antara waktu dahulu dengan waktu sekarang. Dahulu lebih terasa toleransinya dibandingkan dengan masa sekarang.
Bahkan bisa dikatakan inilah alasan mengapa dibuat film ini, untuk mengingatkan kepada para penonton, betapa beruntungnya kita hidup di Indonesia yang amat kaya akan ragam adat , budaya, agama dan kepercayaannya.
Namun tak perlulah khawatir akan beratnya muatan film ini, karena dalam film, penonton dibuat terhibur akan lantunan lagu-lagu yang menarik , salah satu diantaranya ini
Rasa gemas dan kesal pada sosok Aisha terbangun dengan apik , dan saat mengetahui arah dan motifnya, membuat greget beerapa penonton.
Kekurang setujuan akan penggambaran beberapa adegan juga sempat dirasakan oleh beberapa penonton yang hadir saat press screening ini, namun kalau saya nilai itu lebih bersifat personal serta melupakan tujuan pembuatan film ini adalah penggambaran akan intoleransi yang saat ini marak terjadi di Indonesia.
Dalam siaran persnya, prosedur Robert Ronny pun menyampaikan terasa sekali perbedaan antara waktu dahulu dengan waktu sekarang. Dahulu lebih terasa toleransinya dibandingkan dengan masa sekarang.
Bahkan bisa dikatakan inilah alasan mengapa dibuat film ini, untuk mengingatkan kepada para penonton, betapa beruntungnya kita hidup di Indonesia yang amat kaya akan ragam adat , budaya, agama dan kepercayaannya.
Namun tak perlulah khawatir akan beratnya muatan film ini, karena dalam film, penonton dibuat terhibur akan lantunan lagu-lagu yang menarik , salah satu diantaranya ini
RSS Feed
