No Title
  • Home
  • Movie
  • Tekno
  • Game
  • What to watch

Ready or Not , Samara Weaving memberikan penampilan komedi mengejutkan bagi penggemar Thriller

8/23/2019

0 Comments

 
​
Picture


Bagi para penggemar film Thriller, bersiap-siaplah menonton film Thriller yang memadukan unsur "dark comedy" ke dalam alur ceritanya.



​Tokoh utamanya jatuh pada Samara Weaving, aktris yang berasal dari Australia ini memang pernah terlibat dalam film komedi SMILF  (Nelson Rose) , dengan pengalaman ini, nampaknya tak ada kesulitan berarti bagi Samara untuk berperan Grace dalam film Ready or Not

Bagi yang ingin menonton, sebaiknya bersiap-siap dahulu dengan menonton trailernya 

Keluarga adalah segalanya. Setiap keputusan dan tingkah laku seseorang, pada awalnya mengikuti persetujuan dari keluarga. Namun dalam perkembangan selanjutnya, ada yang masih memegang pola tersebut, ada pula yang membuat pola baru, persetujuan, supoort dan dukungan dari pihak lain selain keluarga.
Tokoh Alex (Mark O'Brien), mengalami episode perubahan pola tersebut saat mengenal Grace dan membuat mereka salaing jatuh cinta serta kemudian mengikatkan diri dalam ikatan perkawinan. 
Namun yang belum diketahui Grace, adalah ada rahasia gelap dalam keluarga Alex , yang terkait erat dengan tradisi mereka yang sudah puluhan tahun berlangsung. 
Tradisi ini haruslah dilakukan, demi menjaga keselamatan keluarga Alex.
Dalam perjalanan pelaksanaan permainan ini, penonton baru mengetahui secara perlahan-lahan dan sistematis alasan dari tindakan yang dilakukan dan hal ini mengejutkan , karena sama sekali tak disuga oleh para penonton.

Akankah Grace selamat dan memenangkan permainan ini?
Apakah rahasia yang ada dalam keluarga ini?
Saksikan segera film Ready or Not di bioskop , yang ditayangkan direncanakan terbatas (midnight) hari Sabtu 24 Agustus 2019
0 Comments

film 47 meters down uncaged menawarkan keseruan tak henti dari awal hingga akhir

8/21/2019

0 Comments

 
Picture
Bagi para penggemar film bertema horor dengan hidup mati sebagai pilihan. Film ini akan sangat menarik ditonton.

Sekilas memang film ini mengingatkan akan film  47 meters down yang pernah rilis di tahun 2017 , dan diperankan oleh artis Claire Holt dan Mandy Moore. 
Namun ternyata berbeda, meskipun masing-masing menawarkan hal yang sama, yaitu berada di kedalaman laut sejauh 47 meters, serta menghadapi bahaya diserang dan dibunuh oleh hiu-hiu yang berada dan tinggal di area perairan tersebut. 
Walaupun tokoh-tokohnya sama-sama perempuan, namun menariknya film ini adalah sekuel dari film 47 meters down tahun 2017

​Bagi yang hendak menonton , sebelumnya kita saksikan dahulu trailernya , berikut ini
Alur cerita mengalir dengan lancar di seputar rasa ingin tahu para remaja yang dengan gegabah memutuskan untuk melakukan penyelaman dan berpetualang dalam gua di bawah laut yang baru saja ditemukan jalan masuknya dan belum menjadi atraksi wisata.

​Gambaran khas sifat anak muda ini, diperankan dengan baik oleh empat gadis remaja dengan keistimewaan pada akting Sistine Stallone (Nicole) , puteri dari aktor kawakan S​ylvester Stallone. Perannya sangat menggemaskan penonton,sehingga banyak yang terbawa perasaan melihat aktingnya.
​
Picture
Adapun pemain lainnya adalah Sophie Nélisse (Mia), ​Corinne Foxx (Sasha) yang juga merupakan puteri dari penyanyi dan aktor kawakan Jamie Foxx serta Brianne Tju (Alexa)
Picture
Picture
Sutradara Johannes Roberts kali ini memberikan kejutan bertubi-tubi untuk penonton pada film ini, dibindangkan dengan film awalnya. Membuat penonton berulang kali , mendapatkan kejutan pula dari sudut-sudut kegelapan bawah laut yang tak terduga.

Hubungan kekeluargaan menjadi benang merah pula dalam film sekuel ini dengan pendahulunya, dan tanpa sadar meninggalkan sebuah petunjuk, yang hanya dapat diketahui bagi yang mengamati film ini.

Direncanakan akan tayang di Indonesia pada akhir bulan Agustus 2019 ini, film sekuel ini telah banyak menarik perhatian para pengamat film dan mendapatkan rekomendasi sebagai film yang lebih baik dari pada film pendahulunya.

Apabila ada kekurangannya , berupa betapa mudahnya para tokoh ini menguasai penyelaman dalam gua, yang biasanya membutuhkan banyak keahlian khusus dan jam terbang yang sangat panjang. Namun seolah hal ini , hanyalah menjadi suatu diskusi belaka yang terucap dalam bahasa santai ala anak muda.
Pada kenyataannya, memasuki penyelaman meter demi meter, memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan hanya pada orang yang bisa menyelam saja.

Namun terlepas dari hal yang cukup menganggu ini, 47 meters down uncaged memang menawarkan suatu hiburan baru dengan kejutan  demi kejutan yang tak terduga.
0 Comments

Angel has Fallen , film ketiga Gerard Butler dan Morgan Freeman dalam serial Olympus has Fallen

8/21/2019

0 Comments

 
Film Angel has Fallen telah tayang di bioskop Indonesia .Ada banyak hal yang menjadikan film Angel has Fallen layak menjadi tontonan di Indonesia.  Film ini merupkan film ketiga dalam seri Olympus has Fallen, dengan tokoh pemeran utama Mike Banning (​Gerard Butler). Film pertama berjudul Olympus has Fallen (2013) dan disusul oleh film kedua London has Fallen (2016)


Picture
Bagi yang ingin menyaksikan film ini dapat terlebih dahulu menyaksikan trailer berikut ini
Seperti halnya film-film pendahulunya , Gerard Butler beradu akting bersama Morgan Freeman, menjadikannya duo pasangan yang menarik. Hubungan erat antara Presiden dan pengawalnya ini menjadi kunci kuat dalam alur cerita dalam film ini , dan membatahkan keraguan penonton yang mungkin baru kali ini menonton film seri ini.

Plot yang menarik, kembali mengingatkan beberapa penonton akan film dengan tema sejenis yaitu The Fugitive (1993) . Dalam film ini, sang tokoh menjadi buronan dan dikejar-kejar oleh pihak berwenang, dengan tuduhan palsu.

Alur cerita dalam film ini, juga menseting plot sedemikan rupa, seolah Mike Banning telah menjadi dalang dari penyerangan Presiden dan tewasnya team pengawal yang sedang bertugas bersama-sama Mike Banning.
Serangkaian bukti-bukti, mengarah tepat kepada Mike Banning.

​
Picture
Alur cerita memang dapat ditebak, namun kali ini penonton akan kembali dibawa dan dibuat terpana dengan aksi-aksi teknologi dan akting Gerard Butler yang mumpuni.
​
Banyak hal yang menjadikan film ini menarik pula untuk ditonton, selain aksi , yaitu permainan pikiran dan taktis peperangan yang diterapkan dalam film ini.
Beberapa adegan, dibuat begitu mencekam dan membuat penonton menahan nafas.
Hal-hal ini yang tetap menjadikan film ini menarik untuk ditonton dengan kondisi audio yang bagus di bioskop layar lebar.


Picture
Karakter yang dibuat oleh  Creighton Rothenberger‎ , memang sangat dekat dengan penonton di Indonesia. 

Terlihat dari saat hari penayangan pertama, disambut meriah oleh para penonton, walaupun terdapat pro dan kontra seperti pada umunya.

Tercatat beberapa yang kontra, membandingkan dengan film pendahulunya dan tetap beranggapan seri yang pertama lebih unggul.

Namun secara keseluruhan respon masih baik, dan masih banyak yang menunggu lanjutan seri berikutnya.
Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para penulis naskahnya.
Picture
0 Comments

Review Weathering with You: film memukau dari Makoto Shinkai

8/19/2019

0 Comments

 
Picture
Makoto Shinkai , yang dikenal di Indonesia dengan film yang berakhir bahagia Your Name . Tahun ini mengeluarkan lagi film dengan visualisasi , penggarapan lagu dan rangkaian alur cerita yang menaik turunkan emosi melalui sebuah film berjudul Weathering with You.

Film ini masih menceritakan kehidupan siswa pelajar , dengan tokoh utama Hodaka Morishima (Daigo) , yang melarikan diri dari rumahnya untuk tinggal di Tokyo. Di Tokyo, Hodaka bertemu dengan Hina Amano (Mori) , seorang gadis yang mendapatkan kejaiban saat memohon di kuil dewa cuaca , sehingga menjadi mampu menghentikan hujan, walaupun dalam tempo waktu tertentu.

Kemampuannya ini memberikan ide kepada Hodaka untuk menawarakan jasa pawang hujan , yang diiklankan melalui situs internet. Pada awalnya Hina merasa ragu-ragu akan kemampuannya, namun saat setiap pesanan pawang hujan dapar dijalankan dengan baik, Hina mearsa sangat senang dan merasa ini adalah panggilan hidupnya.

Adapun di Jepang , ada suatu kepercayaan Shinto bahwa karakter Hina adalah merupakan penjelmaan dari dewi matahari Amaterasu, yang mengorbankan diri bagi keselamatan hidup umat manusi, menghentikan hujan dengan mengorbankan dirinya.

Hina pun perlahan  tanpa disadari mulai berubah wujud tubuhnya, bagian demi bagian tubuhnya berubah menjadi transparan , dan saat akhirnya Tokyo mengalami hujan badai terburuk, Hina memutuskan untuk mengorbankan dirinya , untuk menyelamatkan Hodaka, adiknya dan seluruh penduduk Tokyo.

Tak terima dengan keadaan tersebut, Hodaka pun berjuang keras untuk dapat membawa kembali Hina ke dunia.

 

Film Weathering with You , kembali berhasil menampilkan kisah yang menohok secara emosional. Penampilan para tokoh utama cerita Your Name  pada kisah ini, memberikan tanda akan dunia anime yang dirancang dengan apik oleh Makoto Shinkai. Memperkuat kehadiran Masayoshi Tanaka, character designer yang dahulu berkolaborasi dengannya di Your Name.

Alunan lagu sebagai pendukung cerita , liriknya sangat membantu memperjelas emosi antara Hodaka dan Hina , serta berhasil menangkap sisi transisi kedewasaan Hodaka dan Hina , dari anak-anak menjadi orang dewasa.

Film fiksi ilmiah ini memang kembali memancing perdebatan, mengenai karakter-karakter baru yang muncul , dan kemungkinan akan munculnya lanjutan cerita di kemudian hari dalam dunia anime Makoto Shinkai.

​Adapun karakter pengisi suara adalah Kotaro Daigo sebagai Hodaka Morishima, Nana Mori sebagai Hina Amano, Yûki Kaji as Takai , Shun Oguri as Keisuke Suga, Tsubasa Honda as Natsumi, Chieko Baisho as Tomi

Kekurangan dalam film ini mungkin pada adegan-adegan yang sebenarnya dapat dicegah oleh orang dewasa yang menyaksikan saat Hodaka berlari-lari sepanjang rel kerta api, namun mereka seolah hanya dapat berdiri terpaku dan hanya bisa berteriak-teriak mengingatkan akan bahayanya perbuatan Hodaka.

Padahal pada umumnya , apabila terjadi kejadian seperti itu, para pekerja hingga petugas yang berwenang akan segera bertindak, dan mengamankan situasi.

Akankah film animasi ini berhasil melampaui rekor box office Your Name , yang berhasil meraup keuntungan ¥ 10 miliar atau Rp 1,1 triliun di Box Office Jepang?

​

0 Comments

Review The Divine Fury : saatnya film Korea memberikan kejutan dalam pertarungan melawan musuh entitas lain

8/15/2019

0 Comments

 
Film The Divine Fury memberikan kejutan saat menggabungkan martial art dalam alur cerita yang bergenre horror. Tercatat dalam tayangan perdana serentak pada tanggal 14 Agustus 2019, di bioskop yang bekerja sama, ada 11.000 penonton telah menonton.
​
Picture
Picture
Film yang satu ini miming menawarkan sesuatu hal yang baru, yang jarang dilihat dalam rilis film-film yang berasal dari Korea.
Penggabungan martial art, dengan alur cerita horor ini sangat menarik dan tidak biasa dengan penekanan hubungan kekeluargaan dan kasih sayang antara ayah dan putranya yang sangat erat.
Hal ini menarik juga, karena biasanya keterikatan semacam ini, sering ditemukan antara orang tua dengan anaknya yang berlawanan jenis kelaminnya. Ayah dengan anak perempuannya, Ibu dengan anak laki-lakinya.
Namun kali ini dalam film The Divine Fury, kaitan istimewa ini juga dikaitkan dengan beberapa simbol tertentu yang menyebabkan para tokoh utama merasa terkoneksi antara satu dengan yang lainnya.
Picture
Trailer film ini juga sangat Menarik untuk disaksikan bersama-sama
Persoalan sehari-hari yang sering menghantui manusia pun diceritakan sangat manis dan mengharukan. Mengenai kepercayaan dan agama yang terkadang tak mau diakui keberadaannya oleh beberapa orang, namun tanpa sadar mereka memikirkannya karena tidak mengakuinya.

Filosofi yang dalam ini dijabarkan dengan manis oleh sutradara Kim Joo Hwan dalam gambar-gambar yang menarik hati .

The Divine Fury saat pendeta dan juara bela diri bersatu padu melawan kejahatan
Picture
Penampilan dan acting para aktornya juga sangat menarik , memberikan senis tontonan yang baru bagi para penonton di Indonesia.
Bagi yang belum menonton, masih ada waktu, sebelum akhir masa tayangnya
Picture
Sinopsis:

​Setelah kehilangan ayahnya di usia muda dalam kecelakaan yang mengerikan, Yong-hu (Park) meninggalkan kepercayaan pada agama Kristennya dan memilih untuk hanya percaya pada dirinya sendiri. Sekarang sebagai orang dewasa, Yong-hu adalah petarung yang juara dan memiliki semua yang dia inginkan, sampai saat ketika muncul luka misterius di telapak tangannya.

​Dia meminta bantuan dari pendeta lokal Pastor Ahn (Ahn), dan berharap dapat membantu membebaskannya dari luka menyakitkan dan membantu dirinya di tengah pertempuran berbahaya melawan kekuatan jahat dari dunia lain yang berusaha untuk mendatangkan malapetaka di dunia manusia.

0 Comments

FILM ‘GUNDALA’ BERHASIL MENEMBUS TORONTO INTERNATIONAL FILM FESTIVAL 2019 BERSAMA FILM-FILM TERBAIK DUNIA TERMASUK JOKER

8/9/2019

0 Comments

 
Picture
lFilm GUNDALA yang akan tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 29 Agustus 2019 berhasil menembus Toronto International Film Festival bersama beberapa film dunia yang paling ditunggu kehadirannya tahun ini, antara lain JOKER karya Todd Phillips, RADIOACTIVE Marjane Satrapi, dan KNIVES OUT yang dibintangi Chris Evans dan Daniel Craig.

Gundala akan bersaing dengan film-film lainnya untuk memperebutkan People’s Choice Awards. Film GUNDALA akan diputar di program Midnight Madness dan menjadi satu-satunya film Asia Tenggara di program tersebut.
GUNDALA yang ditulis dan disutradarai oleh Joko Anwar akan tayang di bioskop seluruhIndonesia mulai 29 Agustus 2019 dengan bertabur bintang, antara lain Abimana Aryasatya, Tara Basro, Bront Palarae, Muzakki Ramdhan, dan Ario Bayu. GUNDALA akan memulai sederetan film tentang jagoan dan jawara dari cergam-cergam Indonesia yang disebut Jagat Sinema Bumilangit yang diproduksi Bumilangit Studios, Screenplay Film, dan bekerja sama dengan Legacy Pictures dan Ideosource Entertainment.

Toronto International Film Festival (TIFF) yang akan berlangsung tanggal 5-15 September 2019 adalah satu dari lima festival film paling bergengsi dan terbesar di dunia selain Cannes Film Festival, Venice Film Festival, Berlin Film Festival, serta Sundance Film Festival.

​Seleksi untukbisa masuk ke dalam festival-festival ini sangat ketat dan sangat sulit ditembus. TIFF setiap
tahunnya dikunjungi oleh sekitar 500 ribu penonton.
“Senang sekali bisa mengenalkan sosok Jagoan asli Indonesia ke panggung internasional. Kami semua bersyukur bahwa film Gundala ini sebagai sebuah kreasi anak bangsa mendapat kesempatan untuk terpilih di ajang dunia yang sangat selektif, TIFF.

​Kami sebagai produser mengucapkan terima kasih atas kerja keras semua tim film Gundala dan para fans nasional yangsetia selalu mendukung” kata produser GUNDALA Bismarka Kurniawan.

Picture

“Suatu kehormatan Gundala bisa terpilih di sebuah festival bergengsi. Tentunya bangga film
Indonesia bisa disejajarkan dengan film-film terbaik dari seluruh dunia”, kata produser
GUNDALA Wicky V. Olindo.


“Ini bukti bahwa secara standar, kualitas film Gundala dapat pengakuan dari publik
internasional,” kata Joko Anwar.


Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif menyampaikan dukungannya, “Film Gundala
adalah awal dari serbuan ‘local superheroes’ yang akan meramaikan jagat perfilman nasional.
Warisan materi-materi ini merupakan IP yang sangat berpotensi dikembangkan agar memiliki
dampak ekonomi yang berkelanjutan.


Tembusnya Gundala di TIFF ini sangat menggembirakan. Akan menguntungkan bagi promosi
film ini karena pasti akan menambah keyakinan dan ekspektasi publik film nasional.”
TIFF dianggap sebagai ajang untuk film-film yang akan berkompetisi di Oscar. Film-film seperti
AMERICAN BEAUTY, BLACK SWAN, SLUMDOG MILLIONAIRE tayang perdana di
festival ini.


Jadwal lengkap pemutaran GUNDALA di Toronto International Film Festival 2019 akan keluar
pada 20 Agustus.

Pada program Midnight Madness, ada juga film dari legenda Jepang Takashi
Miike dan film terbaru Nicholas Cage. Program ini adalah salah satu andalan festival tersebut
dan merupakan favorit yang selalu dipenuhi penonton.


Gundala menjadi patriot pertama dalam Jagat Sinema Bumilangit, jalinan film-film tentang
Jagoan dan Pendekar dari cergam Indonesia legendaris.
Kembalinya karakter ciptaan Hasmi ke layar lebar ini diharapkan dapat memperlihatkan ke generasi baru bahwa Indonesia mempunyai karakter jagoan yang layak dibanggakan. Setelahnya akan ada film-film lain dari karakter yang ada di Jagat Sinema Bumilangit yang siap diproduksi filmnya dan dikenalkan kepada
masyarakat.

(digitalmarketingproject/tiara)

0 Comments

Dora and the Lost City of Gold di tangan sutradara James Bobin

8/8/2019

0 Comments

 
Picture
Siapa yang tak mengenal Dora The Explorer ? Serial animasi televisi  kabel Nickelodeon anak-anak dari Amerika Serikat yang dibuat oleh Chris Gifford, Valerie Walsh, dan Eric Weiner.
Dalam serial ini Dora digambarkan sebagai seorang anak kecil berusia 6 tahun yang senang mengeksplorasi lingkungannya dan sering mengajak penonton untuk berdialog bersama dirinya

Kalimat yang sering diucapkan dan menjadi ciri khas adalah :
" 
Can you say ... ?"  dengan posisi wajah animasi Dora memandang penonton melalui layar televisi.


Picture
Bagi yang ingin menonton film versi layar lebarnya, dapat melihat terlebih dahulu trailernya ​
Saat pada tanggal 24 Oktober 2017, akhirnya Dora akan dibuat menjadi versi live action , maka banyak yang merasa tertarik dan menantii penayangannya.

Berbeda dengan versi animasi, Dora digambarkan oleh James Bobin sebagai gadis remaja yang masih memiliki semangat positif dan sifat seperti anak-anak usia 6 tahun. Disampaikan lebih lanjut, hal ini dikarenakan Dora selama masa kecil hingga remaja, selalu berada di hutan, belajar hanya melalui orang tuanya.
Sepupu Dora, Diegopun, setelah berada di perkotaan menjadi berubah dan mengalami masa-masa galau ala remaja seusianya.
Dora masih tetap merupakan seorang anak perempuan yang positif , hingga suatu saat menghadapi pergaulan di perkotaan bersama sepupunya Diego. Saat itulah Dora baru menyadari bahaya sesungguhnya adalah bersama teman-teman seusianya.
Namun saat Dora kemudian diculik bersama teman-teman seusianya dan juga sepupunya Diego. Dorapun mulai memasuki kembali dunia lamanya dan membawa teman-teman kotanya memasuki dunia baru , dunia hutan.

Benturan budaya perkotaan dan hutan ini menjadi titik sorot utama dalam film ini, dibalut dengan kegiatan eksplorasi Dora yang berani dan penuh tantangan yang merupakan ciri khas dari versi animasi.
Menarik untuk melihat bagaimana film ini membalikkan pemikiran umum bahwa hutan adalah tempat yang aman, sedangkan kota adalah tempat yang berbahaya.
Sindiran secara halus mengenai kondisi sosial ini, dilihat dari sudut kaca mata anak-anak yang polos dan lugu.

Pada akhirnya, film ini merupakan film yang penuh petualangan, namun santai untuk konsumsi anak-anak remaja yang nota bene adalah fans dari masa awal pemutarannya, adalah upaya James Bobin untuk mengembangkan film ini memenuhi tuntutan masa kini , tanpa menghilangkan unsur-unsur utama versi animasinya
Tentunya adalah karakter Boots serta Swiper dan tingkah polahnya salah satu adegan favorit yang pastinya akan ditunggu-tunggu .
Salah satu adegan kocaknya ada pada kemunculan mereka yang mendadak , namun menyambung dialog secara pas, selalu menimbulkan tawa kocak bagi para penontonnya.
Digabung dengan lagu-lagu yang lama dan baru, dua karakter ini seolah memiliki jiwa tersendiri dan membuai penonton remaja. Tampilan kocak mereka mengingatkan kembali juga akan animasi  Looney Tunes.
Picture
Hal yang menarik dari film ini adalah penonjolan pada bahasa Spanyol, sebagai salah satu konsep pengenalan bahasa Latin dan budaya Spanyol. Itulah sebabnya kota yang hilang digambarkan berbudaya akar Spanyol dengan suku Inca, yang merupakan penduduk asli, jauh sebelum bangsa Spanyol menyerbu dan menjajah mereka. Metoda pengenalan budaya dan bahasa dengan cara menyenangkan , ternyata lebih banyak diterima oleh masyarakat dan mendapatkan sambutan positif.
Pencarian parapata (kota emas) , kemudian berlanjut menjadi sebuah pertemuan keluarga dan pada perubahan karakter yang menjadi semakin dewasa . Ini membuat pertanyaan yang baru.
Akankah ada sekuelnya? Jika ada akankah teman-teman Dora akan ikut serta dan menimbulkan serial petulangan remaja yang saat ini masih sedikit digarap dalam industri film?

Nampaknya semua mesti menunggu tanggapan dari penonton dan karakter Dora dennen poni seria celetukan khasnya, saat ini mesih damat dinikmati di layar bioskop, membawa menembus dunia petualangan dan animasi , bermimpi mengenai kebaikan, sifat positif dari semua yang hadir di dunia Dora The Explorer

​

0 Comments

Film Scary Stories to Tell In The Dark , garapan Guillermo del Toro sebuah horor misteri yang memainkan perasaan penontonnya hingga akhir

8/7/2019

0 Comments

 
Film Scary Stories to Tell in The Dark karya sutradara Andre Ovredal, merupakan adaptasi dari sebuah buku untuk anak-anak dengan judul yang sama karya  Alvin Schwartz.
​
Hingga saat film ini dilayar lebarkan, pemikiran pertama adalah film ini ditujukan untuk segmen anak-anak, namun saat masuk di Indonesia menjadi untuk segmen usia 17 tahun keatas, maka saat inilah para fans film horor akan mempertanyakan.
Para penulis untuk film layar  lebar adalah ​Guillermo del Toro, Patrick Melton dan Marcus Dunstan

Bagi yang ingin menyaksikan versi layar lebarnya, dapat melihat terlebih dahulu trailer berikut ini


Scary Stories to Tell In The Dark versi layar lebar menceritakan mengenai suatu kejadian yang berlangsung pada tahun 1968  di Amerika, di sebuah kota kecil Mill Valley di Amerika Serikat, dengan  tiga tokoh sentral Stella (Zoe Colleti) dan kedua temannya Auggie (Gabriel Rush) dan Chucky (Austin Zajur).

Di kota ini terdapat sebuah legenda urban mengenai Sarah Bellows , keluarganya dan rumah keluarga Bellows. Rumah ini misterius karena tidak jelas keberadaan seluruh keluarga Bellows yang pada suatu hari menghilang secara misterius . Legenda Urban ini menceritakan pula mengenai anak-anak yang menghilang secara misterius pula, jika memasuki rumah tersebut. Konon Sarah Bellows menceritakan sebuah cerita kepada anak-anak tersebut , dan membuat mereka menghilang dan cerita mereka tercatat dalam sebuah buku yang tertulis dengan tinta darah anak-anak tersebut.

Alur cerita kemudian berfokus pada tiga tokoh sentral Stella, Auggie dan Chucky yang sedang dalam masa gejolak remaja menghadapi dunia di sekililingnya , mempunyai musuh bersama , anak-anak yang sering mengganggu mereka .
Puncak pembalasan Stella, Auggie dan Chucky akan berlangsung pada malam Halloween dan tanpa mereka sadari mereka akan memasuki sesuatu hal misterius terkait dengan legenda urban Sarah Bellows.
Disinilah  Stella, Auggie dan Chucky , akan berjumpa dengan Ramon (
Michael Garza) dan kemudian membawa mereka semua ke rumah keluarga Bellows.







Picture
​Penggabungan kejadian antara pembalasan dendam para tokoh sentral ini dengan legenda urban, kurang begitu natural dan terkesan dipaksakan dalam alur cerita ini.
Menimbulkan sebuah pertanyaan pertama yang memainkan perasaan .Saat alur cerita berlanjut akan obsesi Stella dan kejadian-kejadian yang memaksa Stella mengambil buku Sarah Bellows, penontonpun mulai dituntun untuk memasuki cerita-cerita yang ada pada buku anak-anak karya Alvin Schwartz, berupa t
rilogi meliputi Scary Stories to Tell in the Dark, More Scary Stories to Tell in the Dark dan Scary Stories 3: More Tales to Chill Your Bones. 
Buku-buku itu adalah hasil riset yang mendalam dari  Alvin Schwartz berisi lebih dari 25 cerita horor yang pada umumnya beredar di masyarakat sebagai legenda urban, sehingga diceritakan secara turun menurun.
Bagian demi bagian cerita , mungkin pernah difilmkan sebelumnya , atau menjadi inspirasi bagi para pembuat film hingga penulis horor untul mengembangkan menjadi lebih jauh.
Para penonton bisa jadi merasakan perasaan deja vu.  Horor yang mengena ke alam pemikiran penonton, adalah horor yang dekat dengan keseharian dan dijabarkan dalam legenda-legenda.

Para penggemar buku dapat menyaksikan bagaimana sutradara Andre Ovredal​ memadu padankan skenario yang ditulis Guillermo del Toro dengan isi cerita dalam buku.
Penggabungan ini menarik, karena kembali memainkan perasaan para penonton, menggunakan alur cerita yang merasuki pikiran penonton dengan adegan-adegan yang tidak lazim digunakan dalam film horor ala milenial ini.
Permainan alur cerita tidak terlalu dibantu dengan  suara-suara keras , namun menyentuh pemikiran penonton yang penasaran akan hasil akhir cerita kejadian demi kejadian.
Ini sesungguhnya dapat dimanfaatkan menjadi lebih tajam lagi, namun sayangnya dibuat menggantung dan menimbulkan pertanyaan berikutnya, sebuah misteri lain.
Picture
Alur cerita kemudian berubah menjadi pencarian keberadaan keluarga Bellows dan nasib Sarah Bellows, sebagai salah satu konklusi akhir penyelamatan kejadian demi kejadian yang menimpa  Stella, Auggie ,Chucky, Ramon dan orang-orang yang terlibat dengan mereka.
Menimbulkan misteri demi misteri baru , yang seolah membuka ruang untuk sekuel film lanjutan.

Bagi para penggemar misteri, hal ini menarik, karena membuat mereka mencari dan membuat teori-teori baru sebagai penyelesaian. Namun bagi para penggemar film horor , ini menjadi kurang menantang dan cenderung membosankan.
Para penggemar film horor yang lebih menitikberatkan pada metoda permainan kamera dan suara-suara , cenderung akan tidak menyukai dan menganggap film ini kurang menarik minat mereka.


Hal ini diterapkan oleh Guillermo del Toro untuk menjaga rasa penasaran hingga detik terakhir dengan cara mewakilkan perasaan tersebut pada karakter  Stella.
Penjelasan logis tidak dijabarkan, namun dikembalikan pada perasaan para penontonnya.
Seribu satu jawaban dapat timbul dan alasan pembenar serta dapat menjadi suatu bahan perdebatan.

​Guillermo del Toro ​berupaya melepaskan pemikiran penonton dari buku karya Alvin Schwartz , walaupun tetap mengarah kepada cerita-cerita di dalam buku tersebut. Hal ini sedikit mengingatkan akan karya  Guillermo del Toro yang lain , film The Shape of Water yang berhasil membawanya meraih Oscar untuk Sutradara Terbaik dan Gambar Terbaik, dan muncul dalam perwujudan monster seperti  ​​Jangly Man 
​
Picture
Pada akhirnya, segmen penonton yang tersentuh menjadi lebih jelas yaitu para penyuka misteri namun ingin merasakan sentuhan horor tanpa banyak adegan-adegan penuh dengan darah.

Apakah ini genre film yang kamu sukai? Jika iya jawabannya, marilah segera menontonnya dan bersiap dipermainkan perasaannya sepanjang durasi waktu pemutaran .

0 Comments

    Author

    ​Web yang dibuat untuk latihan anak-anak UKM .
    ​Penulis beragam, utama/mentor : Nuty Laraswaty 
    IG: NutyLaraswaty

    Archives

    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018

    Categories

    All

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.