No Title
  • Home
  • Movie
  • Tekno
  • Game
  • What to watch

Mia and The White Lion, cerita mengenai nasib singa di Afrika

2/20/2019

0 Comments

 
Banyak yang tidak begitu memperhatikan mengenai kehidupan hewan liar di negaranya, terlebih-lebih jika ada di negara lain.
​
Mungkin selintas membacanya dari sebuah berita di sosial media , harian online maupun offline.
Namun perhatianpun segera hilang, tertimpa banyaknya berita ringan, menarik dan heboh lainnya.
Padahal sebuah pesan permintaan tolong sedang dilakukan, karena jika tidak ada yang bertindak, maka sekian puluh tahun ke depan, hewan-hewan liar ini, tidak akan ada lagi dan hanya diingat melalui gambar hingga bentuk figur dalam sebuah museum.

Film ini adalah teriakan permintaan tolong, akan waktu yang terus berlalu dengan cepat , saling berkejaran antara hidup atau punah.
​
Alur cerita ada di negara Afrika , tempat dimana banyak hewan-hewan liar berlarian dan hidup bebas dalam habitatnya.
Namun itu dahulu , sekarang semua sudah berubah. 
Hewan-hewan harus hidup berdampingan dengan manusia, yang tanpa alasan yang jelas terkadang ingin menampilkan kegagahan mereka kepada semuanya melalui foto-foto maupun dokumentasi , akan sesuatu hal yang semu.
Hal inilah yang ditangkap oleh industri yang kemudian di legalkan ini.
Kembang biakan lah hewan-hewan liar ini, jika tiba saatnya , maka mereka akan dilepas di suatu area terbatas untuk sementara , area tersebut harus terlihat seperti dalam alam bebas yang buas , dahsyat dan mendebarkan, kemudian pembantaian pun dimulai.
Hewan-hewan liar yang dibiakkan dalam kandang dan telah terbiasa melihat manusia pun , tak menyangka, akan dibunuh dengan cara keji.
Hewan-hewan ini tak menganggap manusia yang berada di dekatnya sebagai sebuah ancaman, mereka tidak bersiap. 
Hingga pembantaianpun di mulai, demi kesenangan dan kegagahan manusia , yang mungkin juga akan dilupakan sesaat kemudian.
​Semua semu, namun jalan menuju  kepunahan semakin mendekat bagi hewan-hewan ini.

Pesan inilah yang saya terima, saat menonton film Mia and The White Lion.
Akting para pemain ssangatlah menarik, terutama kedua anak-anak ini.
Masing-masing memiliki trauma dan sejalan dengan waktu, jawaban akan penyelesaian trauma tersebut terbuka dan mereka akhirnya memahami akan dunia di sekeliling mereka dan harus menghadapinya.

Adegan demi adegan , tertata apik dan menengangkan.
Pelarian yang dilakukan menimbulkan tanda tanya, akankah Mia selamat ataukah Mia menjadi santapan dari singa?
Mungkinkah Mia dapat menyelamatkan singa yang ia kenal dari bayi?
Picture
Picture
Sepanjang pemutaran film, mata penonton dimanjakan dengan keindahan alam di Afrika. Sudut pengambilan gambar dari jarak dekat maupun jauh , hanya membuat penonton makin terkagum-kagum.
Namun pada akhir film, permintaan tolongpun kembali disuarakan. untuk mencegah punahnya hewan-hewan liar di Afrika.
Akankah film ini dapat membuat perubahan dan mengetuk hati nurani manusia yang menonton maupun mendengar mengenai hal ini?

​Hanya waktulah yang dapat menjawabnya

Sinopsis
Ketika keluarganya memutuskan untuk meninggalkan London untuk mengelola pertanian singa di Afrika. Mia merasa kesal dan berbuat ulah setiap hari di sekolah barunya. namun sesungguhnya Mia hanya merasa kesepian.
Semua berubah ketika singa putih yang cantik, Charlie, lahir.
Mia kembali menemukan kebahagiaan , kemudian mengembangkan ikatan khusus dengan Charlie.

Ketika Charlie mencapai usia tiga tahun, Mia mengungkap rahasia yang menyedihkan yang disembunyikan oleh ayahnya. Charlie akan menjadi korban selanjutnya dan  Mia memutuskan untuk menyelamatkannya. Kedua sahabat itu melakukan perjalanan luar biasa melintasi sabana Afrika Selatan untuk mencari tempat perlindungan di mana Charlie bisa menjalani hidupnya dengan bebas.

​Sutradara : Gilles de Maistre
Pemain : Daniah De Villiers ,Mélanie Laurent, Langley Kirkwood
Distributor:  Studiocanal (France) Ledafilms Entertainment Group (United States)
0 Comments

Dragon Ball Super Broly

2/16/2019

0 Comments

 
Picture
Ruangan di dalam bioskop bergemuruh , saat adegan dan teriakan "Kamehameha" dilakukan oleh dua orang penonton yang berusaha memperebutkan hadiah istimewa dari panitia penyelenggara acara nonton Dragon Ball Broly.
Setelah selesai, hampir semua penonton berteriak, " ngalah bro sama anak kecil, ngalah...."
​
Saat hadiah jatuh kepada anak kecil itupun, semua tertawa dan kemudian matapun memandang ke layar bioskop. Segeralah mulai , mungkin itu yang ada dalam benak semuanya. yang pasti aku begitu.



Adegan tadi hanya ada di saat special screening film Dragon Ball Super Broly yang diadakan di sebuah bioskop di daeha jakarta pusat.
​Media, komunitas-komunitas, influencer hadir memenuhi undangan, dan sebelum film dimulai diadakan acara kuis dahulu, dan pesertanya diminta untuk menirukan adegan dan teriakan "Kamehameha".
Menariknya peserta terdiri dari orang dewasa dan satu anak kecil, itulah sebabnya ledekan teriakan agar mengalah kepada anak kecil diberikan kepada para peserta dari penonton di bioskop.
Sangat seru dan kocak, seperti film Dragon Ball Super Broly.
Saat film diputar, hatipun amat lega karena bahasa yang terdengar masihlah bahasa Ibunya yaitu bahasa Jepang, karena rasanya janggal jika film Dragon ball didubbing menjadi Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia, setidaknya itu pendapatku.
Film ini banyak adegan prolognya, memperkenalkan misteri di balik latar belakang keluarga Vegeta di planet Vegeta, berikut latar belakang bangsa Saiyan, sehingga bagi penonton yang awam dengan serial manga Dragon Ball, menjadi dapat memahami dan mengikuti jalan cerita film ini.
Namun seperti biasa, tak serulah, jika belum menonton terlebih dahulu trailer film ini, di bawah ini:
Bagaimana seru kan?
Warna-warni kartu khas Jepang muncul sangat memukau dalam film ini. Setiap gerakan perkelahian selalu disertai dengan ekspresi khas kartun Jepang yang menampilkan kedahsyatan kekuatan yang dikeluarkan dan untuk beberapa saat ini menarik, namun lama kelamaan akupun tak kuasa menahan rasa lelah.
Nampaknya bagi fans film Dragon Ball, hal ini sangatlah menarik, namun buat diriku, terlalu lama dan diulang-ulang. Banyak beberapa pengulangan yang dilakukan dan terasa melelahkan.
Namun karena ada prolog penjelasannya di awal pemutaran film, akupun berusaha memahami, mengapa perlu dilakukan pengulangan-pengulangan ini. 
nampaknya itu adalah adegan wajib yang dilakukan dalam setiap pemutaran film Dragon Ball , dan tidaklah pas jika dihilangkan.
Namun unsur komedinya ada dan akupun sempat tersenyum melihatnya, walaupun fans film Dragon Ball menyambut dengan gelak tawa dan tepuk tangan.

Sungguh sangat menarik hati, seolah semua fans penggemar film ini, mendapatkan air di tengah dahaga , sesuatu yang dicari telah ditemukan dan wajah dan sorot mata bahagia terpampang di sekelilingku.

Dalam film, kita akan diberi petuah mengenai kehidupan, namun dikemas dengan apik dan tidak berkesan menggurui. Ada peran parenting, persahabatan dan kerjasama dalam melawan musuh, terlebih saat adegan "infusion" dilakukan. Inilah adalah adegan terkocak yang ada pada film ini. Paling tidak itulah yang kurasakan.

Bagi yang belum tahu apa itu "fusion", dapat mengajak keluarganya menonton bersama, karena batas usia film ini adalah untuk 13 tahun ke atas.


​Film Dragon Ball Broly karya Tatsuya Nagamine dapat segera ditonton bersama di layar bioskop mulai tanggal 20 Februari 2019
0 Comments

Dimensi keseruan lain yang tak terduga dari film Happy Death Day 2U

2/12/2019

0 Comments

 
Picture
Happy Death Day 2U merupakan sekuel dari film berjudul Happy Death Day, yang keduanya disutradarai oleh Christopher B. Landon.


Pada tahun 2017 pemutaran film Happy Death Day berhasil mencetak angka keuntungan senilai $125 milyar dan banyak sekali penonton yang memuji film ini , termasuk saya, karena jalan ceritanya yang menarik , segar dalam genre slasher namun lucu , serta tetap dapat mengemas  pesan positif mengenai keluarga dalam jalan ceritanya.


Inti sari cerita adalah mengenai keberadaan Tree yang dipaksa harus mengalami hal yang sama berulang kali, sayangnya hal yang harus diulanginya secara terus menerus adalah pembunuhan dirinya. Tree harus hidup berulang kali, terbangun dalam sebuah kamar dalam kost lelaki yang kemudian hari menjadi pacarnya. Tree juga dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa Tree harus menghadapi hari lahir yang sama dengan Ibunya yang telah meninggal terlebih dahulu. Tradisi yang tadinya menyenangkan dilakukan setiap hari ulang tahunnya, menjadi mimpi buruk serta merubah dirinya dalam menghadapi dunia dan menjauhkan dirinya dari Ayahnya yang masih tetap bersikeras merayakan tradisi ulang tahun yang sama.
​
Adegan ala detektif juga disematkan secara apik dalam film ini, ditambah dengan akting Jessica Rothe yang menyenangkan dan lucu , membuat adegan -adegan Tree tampil sangat menawan


Dalam sekuel kali ini, ada hal yang menarik, karena  teman Tree yang mengalami pengulangan pembunuhan dirinya dan saat menceritakan hal ini kepada Tree , maka kejadian yang sama juga menimpa Tree kembali .

​
​Mari kita lihat bersama-sama trailernya terlebih dahulu
Untuk membuat sekuel ini menarik, jalan cerita kali ini lebih menekankan pada kehidupan personal berikut latar penyebab kehidupan Tree yang terus menerus berulang ini, dan ternyata ada banyak sekali hal yang dapat digali.
Alternatif-alternatif ini membuat jalan cerita film sekuel ini kembali menarik dan menyegarkan.
Mimik muka Tree yang histeris dan terkadang jahil , membuat penonton mengulangi lagi hal yang sama, yaitu ketertarikan akan mengeikuti terus jalan ceritanya, berikut kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam setiap pengulangan.

Ada satu garis jalan cerita yang jika diperhatikan mengalami pengulangan dengan urutan yang sama seperti film pada awalnya, dan akan terasa jika menonton dengan seksama.
Pesan-pesan bertemakan keluarga juga kembali mendominasi film ini dan tidak berkesan menggurui.
Secara keseluruhan penonton yang menyaksikan film ini, menyatakan tak menyangka akan semenarik ini jalan ceritanya.
​
Pameo sekuel akan membosankan, tidaklah berulang dalam film ini dan saya tetap menikmati walaupun ada beberapa ide yang "old schooL' 

Apabila ada kekurangan, adalah pada panjangnya proses pengulangan, sempat agak lelah, karena harus melihat beberapa pengulangan, yang mungkin bisa lebih diringkas lagi .
Namun adegan "thriller" nya sangat mendebarkan ditonton. 

Dalam beberapa pemberitaan yang lampau, sempat dikabarkan ada semacam screening test akhir film pada pemutaran film Happy Death Day. 
Saat menonton film Happy Death Day 2U, mau tak mau , pikiran sayapun mengingat berita tersebut dan tak berhenti bertanya, mungkinkah alternatif-alternatif jalan cerita pengulangan ini merupakan juga salah satu yang pernah diputar dalam test akhir film Happy Death Day?
Apakah mungkin sekuel ini dibuat untuk kemudian menjembatani dan memberikan pintu baru bagi screening test akhir film Happy Death Day , yang sempat menuai kritik dan pendapat tidak positif dari penontonnya?
Apakah mungkin kali ini penonton , dapat menerima versi lama namun baru ini?
Nampaknya semua dikembalikan kepada penonton untuk menilainya sendiri, karena Happy Death Day 2 U, tayang mulai hari ini 13 Februari 2019 di bioskop-bioskop di Indonesia
Sinopsis

 Tree Gelbman kembali masuk dalam lingkaran waktu yang mengerikan saat dia menghidupkan kembali hari pembunuhannya dengan rincian yang tidak dapat dilihat dan akhir yang mengerikan sampai dia menemukan identitas pembunuhnya, parahnya kali ini teman-temannya  terlibat terbawa masuk dalam lingkaran ini

Dalam loop pengulangan lingkaran pertama (Happy Death Day) , telah diketahui pembunuhnya adalah teman sekamarnya yaitu Lori Spengler.
Namun ternyata dalam pengulangan lingkaran berikutnya ini , Tree harus menghadapi pembunuh baru untuk mengungkap identitas mereka dan membebaskan diri dari lingkaran waktu sekali dan untuk selamanya.

Bintang : Jessica Rothe, Broussard Israel, Phi Vu, Suraj Sharma, Sarah Yarkin, Ruby Modine
Sutradara: Christopher Landon
Diproduksi oleh: Jason Blum
Ditulis oleh: Christopher Landon
Berdasarkan Karakter oleh: Scott Lobdell

Musik oleh: Bear McCreary
Sinematografi: Toby Oliver
Perusahaan produksi: Blumhouse Productions
Didistribusikan oleh: Universal Pictures

0 Comments

Second Act : Cerita mengenai gender dan usia , menjadi isue universal

2/11/2019

0 Comments

 
Picture
Kamu perempuan di usia 40 tahunan, tidak memiliki pendidikan sarjana , namun mengejar jenjang karir yang persyaratannya , yang menuntut adanya ijasah sarjana?
Maka kamu tidak sendirian, tidak hanya di Indonesia, di negara luarpun ternyata , hal ini seolah menjadi problem bagi para wanita.
Ternyata lingkungan geografis, bahasa, budaya , tetap mengusung isue yang menarik ini.

Pada kenyataannya, banyak sekali wanita yang "mampu" , menjadi terlibat dalam lingkaran "ketidak mampuan" , karena tidak dapat melanjutkan kuliah dan memperoleh ijasah yang seolah menjadi tiket emas dan maha dahsyat, bagi persyaratan jenjang karir ideal dengan gaji yang sangat ideal pula.
​
Kali ini Jennifer Lopez memerankan seorang wanita dewasa yang diberikan banyak pilihan dalam hidupnya, dan harus memutuskan, kali ini pilhan yang mana yang harus diambilnya.
Apakah akan tetap jujur pada diri sendiri dan orang-orang didekatnya, ataukah terus berperan dalam dunia palsu khayalan, saat anak Baptisnya berhasil membuat dirinya masuk ke dalam perusahaan besar dengan menggunakan data-data yang asli tapi palsu.

Rangkaian pertemuan, membuka sebuah pertanyaan besar. Apakah sebenarnya, yang merekrutnya, sudah mengetahui atau benar-benar tidak mengetahui rangkaian data-data asli tapi palsu ini, karena yang terlihat di luar, ternyata tidaklah sama seperti aslinya.

Akankah persahabatan, keluarga, teman dan kehidupan pribadi kembali menghantui dan membuatnya memilih jalan yang berbeda lagi?

Wajib ditonton film dewasa ini, bagi semua wanita dewasa yang memiliki cita-cita dan harapn tinggi, namun kembali masuk dalam lingkaran "ketidakmampuan" tadi saya bahas di atas
Sinopsis

Maya (Jennifer Lopez)adalah pelayan toko yang menginginkan kehidupan yang lebih baik, namun situasi tidak mendukungnya. Ia harus berhadapan dengan kerasnya dunia kerja di New York. Namun, pada satu kesempatan, Maya mendapatkan panggilan pekerjaan yang tidak terduga.

Sebuah perusahaan berskala internasional mengajaknya untuk bergabung sebagai salah satu eksekutif. Maya ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Namun, ada berbagai macam persoalan baru yang dihadapinya.
​




Pemain: Milo Ventimiglia, Vanessa Hudgens, Jennifer Lopez
S
utradara:  Peter Segal

Musik : Michael Andrews
Sinematografi : Ueli Steiger
Editing : Jason Gourson
Produksi : STX Films
Distributor :  STX Films


​
0 Comments

Alita : Battle Angel, pengalaman baru menonton film

2/4/2019

0 Comments

 

Picture
Tahun 1990, sebuah manga berjudul Gunnm, terbit dari tangan penulisnya Yukito Kishiro.
Manga ini bercerita mengenai cyborg dengan teknologi yang sudah lama hilang dan bahkan dianggap punah, 
ditemukan oleh Ido pada tempat pembuangan sampah, dalam bentuk kepala dan pundak. Otak di dalam kepala masih hidup, dan ia membawanya pulang untuk membangunnya kembali.

Dari sini kemudian ide cerita semakin berkembang sehingga membuat adanya cerita spin off , serta  saat memasuki negara Amerika dengan judul OVA menarik minat banyak penggemar manga disana.




* Foto dari tvtropes.org 


Tak disangka karena serial manga ini amat sukses ,  pembuat film visioner James Cameron (Avatar) dan Robert Rodriguez (Sin City) memutuskan untuk membuat manga ini dalam sebuah film layar lebar dengan judul Alita:Battle Angel , serta dijadwalkan untuk tayang di Indonesia lebih awal yaitu tanggal 5 Februari 2019.
James Cameron terkenal dengan filmnya Avatar, sedangkan Robert Rodriguez  terkenal dengan filmnya Sin City, sehingga saat kedua orang pembuat film ini memutuskan untuk saling bekerja sama membuat film ini. Hasilnya sangat ditunggu-tunggu oleh banyak penonton di seluruh penjuru dunia.
James Cameron sendiri dalam jumpa persnya beberapa waktu yang lampau, menyampaikan bahwa pembuatan film Alita adalah harapan dan cita-citanya sejak awal, namun sayangnya saat itu belum ada teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan pembuatan film ini, sehingga impiannya terpaksa ditunda, terlebih dengan kesibukannya menggarap film Avatar . Saat Avatar terbukti sukses , seolah membuka kesempatan untuk kembali mewujudkan impiannya membuat film Alita dan kemudian impiannya seolah terjawab, saat bertemu dengan Robert Rodriguez dan pemeran Alita , Rosa Salazar (Maze Runner)
Indonesia adalah salah satu negara pendukung industri kreatif, dengan banyaknya bioskop yang dibat khusus dengan teknologi yang sangat mendukung pemutaran film ini, mendapat kesempatan untuk memutarnya lebih awal.

Saat pemutaran screening bersama media dan komunitas-komunitas, kami dipersilahkan untuk menonton di bioskop dengan teknologi imax dan 3D, sehingga pemutaran film ini sangat menarik dan luar biasa canggihnya.
​Di sepanjang pemutaran film, tak berdaya kami semua menyaksikan keindahan animasi dan teknik CGI yang dituangkan dengan sangat apik dan tak kadang membawa perasaan dan emosi penontonnya.
Tepuk tangan terdengar dan sangat menariknya adalah, saat salah seorang penonton yang kebetulan duduk dekat saya, terhanyut akan jalan cerita.
Hampir sepanjang film, ikut mengomentari setiap adegan aksi yang dilakukan Alita. Mengomel saat adegan curang yang dilakukan terhadap Alita terjadi dan terdengar mengeluh sedih , saat adegan yang menyentuh perasaan diputar pada layar.

Saya jarang sekali menemukan penonton, usia dewasa yang sampai terhanyut sebegitu dalam akan sebuah tontonan film semodel Alita.
​Bahkan teman-teman komunitas yang berdandan ala cosplay sekalipun, juga biasanya tidak sampai sehanyut ini, terbawa saat menonton film.
Mungkinkah ini efek dari 3D ?
Wah, jika begitu...
Nampaknya bagi pencinta film , patut dicoba untuk menonton film ini,  di teknologi yang mensupport imax dan 3D

Namun baiknya , saksikan terlebih dahulu trailer berikuti ini.
​“Kami berharap kami telah menciptakan pengalaman baru untuk penonton, yang memungkinkan Anda mengalami sensasi film lagi. ”

 Jon Landau  

Nampaknya harapan produser Alita,  Jon Landau kali ini terwujud.
Sehabis menonton film, banyak pujian mengalir. Jalan cerita memang biasa dan khas remaja, karena ada adegan romansanya .

​Namun karakter Alita sendiri amat menonjol dan membuat penontonnya langsung seketika menyukainya.
Kepolosannya di awal saat terbangun hingga  saat menyadari siapa dirinya, terbangun dengan sangat apik, seolah mengingatkan saya akan saat proses pembangunan karakter di film Avatar.

Apabila ada peribahasa yang mengatakan , mata adalah jendela dunia. Maka kita dapat menyaksikan keadaan di "Iron City" melalui matanya. 
Perubahan karakter dari lugu hingga menjadi satria, tersirat indah dan tegas pula melalui sorot matanya.
​


James Cameron sendiri terlihat apik menampilkan gambaran kehidupan cyborg di "Iron City" , kita pun dibuat mengalami memasuki dunia imajinasi , di mana bagian-bagian tubuh sibernetik secara rutin menyatu dengan tubuh dan otak manusia dengan segala ragam bentuk, ukuran, dan kemampuan.
Bahkan pesona kota yang terbangun di antara puing-puing bekas peperangan besar, humor khas, kekejian dan keangkuhan manusia, yang tinggal di " Iron City " , tergambarkan dengan manis.
Picture
Picture
Hal ini tentunya tak lepas dari sentuhan tangan dingin Robert Rodriguez , yang mengerjakan semua dengan teknologi Cameron, Lightstorm dan Weta ( Avatar ) — sistem penangkap kinerja wajah, sistem Simulcam untuk melapiskan karakter digital ke aktor secara real-time, sistem Kamera 3D Fusion dan banyak lagi.
Semua membuat penonton, terutama saya, memasuki dunia baru dalam sebuah industri kreatif perfilman.
Hingga hanya satu kalimat yang saya ucapkan, "wajib ditonton"
​Sutradarai : Robert Rodriguez
Diproduksi :James Cameron, Jon Landau
Skenario: James Cameron, Laeta Kalogridis
Berdasarkan pada Gunnm oleh Yukito Kishiro
Dibintangi: Rosa Salazar, Christoph Waltz, Jennifer Connelly, Ali Mahershala, Ed Skrein, Jackie Earle Haley
Keean Johnson
Musik :Tom Holkenborg
Sinematografi :Stephen E. Rivkin
Distributor : 20th Century Fox 
0 Comments

    Author

    ​Web yang dibuat untuk latihan anak-anak UKM .
    ​Penulis beragam, utama/mentor : Nuty Laraswaty 
    IG: NutyLaraswaty

    Archives

    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018

    Categories

    All

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.