Apabila ada yang menyebut "Uka-Uka" di era milenial sekarang, pasti banyak yang saling berpandangan mata karena tidak begitu memahami maksud kata-kata itu.
Namun tentunya berbeda jika diucapkan di hadapan orang yang hobi menonton tv dan kebetulan penggemar segmen horor, maka sorot mata mengenalipun akan langsung muncul dan sontak akan berkata '"Gentayangan" .
Ya, film Uka-Uka versi layar lebar ini memang mengambil versi segmen horor yang sangat terkenal di era tahun 2000.
Dahulu, rasanya ada yang kurang jika belum menonton segemen horor ini dan biasanya setelah selesai penayangannyapun menjadi bahan diskusi yang menarik.
Itu adalah era masa jaya tv, sebelum tergerus oleh sosial media antara lain 'You tube"
Namun tentunya berbeda jika diucapkan di hadapan orang yang hobi menonton tv dan kebetulan penggemar segmen horor, maka sorot mata mengenalipun akan langsung muncul dan sontak akan berkata '"Gentayangan" .
Ya, film Uka-Uka versi layar lebar ini memang mengambil versi segmen horor yang sangat terkenal di era tahun 2000.
Dahulu, rasanya ada yang kurang jika belum menonton segemen horor ini dan biasanya setelah selesai penayangannyapun menjadi bahan diskusi yang menarik.
Itu adalah era masa jaya tv, sebelum tergerus oleh sosial media antara lain 'You tube"
Pertanyaanpun timbul, seperti apa memangnya, versi layar lebarnya?
Kita simak sama-sama dahulu yuk, trailer berikut ini
Kita simak sama-sama dahulu yuk, trailer berikut ini
Pro kontra acara ini tentunya selalu ada. Pihak pro, pasti penggemar segment horor yang rela turut mengamati layar tv, menemani penghuni yang diberi tantangan tinggal di lokasi nan angker ,
((( sendirian ))).
Iya, sendirian menikmati keangkeran tempat tersebut dan bersiap-siap mengalami halusinasi akibat permainan pikiran karena lokasi yang mendukung.
Huh, seramnya.
Nah, biasanya penonton akan bersemangat mengamati tingkah laku penghuni yang ujung-ujungnya biasanya berubah menjadi kocak.
Nah, bagi yang kontra, biasanya beranggapan, acara seperti ini telah diatur dan semua hanyalah rekayasa saja. Ada yang kemudian melakukan penantangan agar dapat diikut sertakan dalam program tv ini.
Berdasarkan hal inilah, alur cerita film Uka-Uka The Movie Nini Tulang bermain dalam versi layar lebar, dengan durasi 92 menit.
Sutradara Ubay Fox, seolah menampung semua pendapat baik pro maupun kontra .
Penulis Daniel Tito dan Evelyn Afnilia pun dengan cerdik memadukan semua elemen ini dan tetap ujung-ujungnya menjadi kocak.
Julukan horor yang kocak , memang patut disematkan pada film ini.
Namun pertanyaannya , penonton tertawa karena merasa lucu atau tertawa karena merasa takut?
Beda-beda tipis , ibarat dua sisi mata uang, antara tertawa karena merasa lucu dengan tertawa karena merasa takut.
Nah, saat pemutaran gala premiere film Uka-Uka inipun, wajah-wajah penonton yang merasa takut dengan merasa gelipun terlihat beda-beda tipis.
Ada yang dengan macho mengatakan tertawa karena merasa lucu, namun ada juga yang bolak-balik ke toilet karena merasa takut?
Nah, buat kamu pembaca, termasuk penonton yang mana?
Kekuatan akting para pemain, untuk menciptakan sebuah imajinasi yang membuat para penonton terbagi menjadi dua kategori inipun amat menarik.
Steffi Zamora, Yoriko Angeline termasuk yang berhasil membuat rasa greget timbul di hati penonton.
Mau kesal, mau memaki, mau mengomel.
Dapat dikatakan inilah rasa yang timbul dalam diri penonton, saat menyaksikan alur cerita film ini.
Penampilan Harris Cinnamon, Volland Huminggio, Ricky Perdana, Reza Aditya, Gusty Rayhan dan Debo Andrews pun juga terlihat konyol namun membuat penonton merasa semakin gemas.
Rasa terharupun sempat menyelimuti , saat penampilan alm Toro Margens dan alm Saphira Indah, sekaligus menyimpan suatu misteri tersendiri akan film Uka-Uka.
((( sendirian ))).
Iya, sendirian menikmati keangkeran tempat tersebut dan bersiap-siap mengalami halusinasi akibat permainan pikiran karena lokasi yang mendukung.
Huh, seramnya.
Nah, biasanya penonton akan bersemangat mengamati tingkah laku penghuni yang ujung-ujungnya biasanya berubah menjadi kocak.
Nah, bagi yang kontra, biasanya beranggapan, acara seperti ini telah diatur dan semua hanyalah rekayasa saja. Ada yang kemudian melakukan penantangan agar dapat diikut sertakan dalam program tv ini.
Berdasarkan hal inilah, alur cerita film Uka-Uka The Movie Nini Tulang bermain dalam versi layar lebar, dengan durasi 92 menit.
Sutradara Ubay Fox, seolah menampung semua pendapat baik pro maupun kontra .
Penulis Daniel Tito dan Evelyn Afnilia pun dengan cerdik memadukan semua elemen ini dan tetap ujung-ujungnya menjadi kocak.
Julukan horor yang kocak , memang patut disematkan pada film ini.
Namun pertanyaannya , penonton tertawa karena merasa lucu atau tertawa karena merasa takut?
Beda-beda tipis , ibarat dua sisi mata uang, antara tertawa karena merasa lucu dengan tertawa karena merasa takut.
Nah, saat pemutaran gala premiere film Uka-Uka inipun, wajah-wajah penonton yang merasa takut dengan merasa gelipun terlihat beda-beda tipis.
Ada yang dengan macho mengatakan tertawa karena merasa lucu, namun ada juga yang bolak-balik ke toilet karena merasa takut?
Nah, buat kamu pembaca, termasuk penonton yang mana?
Kekuatan akting para pemain, untuk menciptakan sebuah imajinasi yang membuat para penonton terbagi menjadi dua kategori inipun amat menarik.
Steffi Zamora, Yoriko Angeline termasuk yang berhasil membuat rasa greget timbul di hati penonton.
Mau kesal, mau memaki, mau mengomel.
Dapat dikatakan inilah rasa yang timbul dalam diri penonton, saat menyaksikan alur cerita film ini.
Penampilan Harris Cinnamon, Volland Huminggio, Ricky Perdana, Reza Aditya, Gusty Rayhan dan Debo Andrews pun juga terlihat konyol namun membuat penonton merasa semakin gemas.
Rasa terharupun sempat menyelimuti , saat penampilan alm Toro Margens dan alm Saphira Indah, sekaligus menyimpan suatu misteri tersendiri akan film Uka-Uka.
Alasan "Nini Tulang" yang diambil dan dijadikan dasar, adalah karena "Nini Tulang" telah menjadi legenda, sehingga dianggap cocok seta mendukung alur cerita film ini. Namun untuk menyamarkannya , serta sesuai dengan pantangannya , nama legenda inipun menjadi disamarkan.
Siap tayang serentak di bioskop mulai tanggal 25 Juli 2019 pun , seolah mengundang para penonton, untuk menjawab pertanyaan ini.
Nah, buat kamu, termasuk penonton yang mana?
Tertawa karena merasa lucu atau tertawa karena merasa takut?
Nah, buat kamu, termasuk penonton yang mana?
Tertawa karena merasa lucu atau tertawa karena merasa takut?