No Title
  • Home
  • Movie
  • Tekno
  • Game
  • What to watch

Review : The Gangster, The Cop , The Devil

5/26/2019

0 Comments

 
Picture

Apa jadinya jika gangster, polisi dan pembunuh berantai saling berhadapan?

Plot cerita ini menarik, karena ibarat kutub, masing-masing pihak mewakili fungsi dan kegiatan sendiri yang saling bertolak balakang. Namun karena kondisi, mau tak mau , gangster dan polisi harus bahu membahu bekerja sama menangkap pembunuh berantai ini, sebelum terjadi pembunuhan berikutnya.
Plot cerita ini menarik, karena ibarat kutub, masing-masing pihak mewakili fungsi dan kegiatan sendiri yang saling bertolak balakang. Namun karena kondisi, mau tak mau , gangster dan polisi harus bahu membahu bekerja sama menangkap pembunuh berantai ini, sebelum terjadi pembunuhan berikutnya. 

​Menariknya , para polisi digambarkan telah mendapat bagian dari para gangster, sehingga membiarkan beberapa titik lokasi kejahatan bebas dari hukum. 
Namun tentunya polisi yang menjadi tokoh utama cerita ini, berbeda dari polisi umumnya. Detektif Jung Tae-seok (Kim Moo-yeol) diperlihatkan merupakan sosok polisi yang sangat fokus mencapai tujuannya dan pantang menyerah. Walaupun atasannya tak percaya pada teorinya, namun Jung Tae-seok, tetap yakin pada firasat dan dugaanya, dan untuk membuktikannya rela berbuat apapun , termasuk bekerja sama dengan gangster.
Keadaan dunia gangster diperlihatkan sangat penuh adegan kekerasan dengang rangkaian adegan sadis dan brutal. Dunia gangster terlihat ibarat neraka dunia yang hanya memiliki satu tujuan, kekuasaan absolut dan reputasi yang harus dijaga dengan melakukan apa saja, asalkan menjadi orang hingga kelompok yang diatkuti di dunia kegelapan ini.

 Disinilah dimunculkan tokoh gangster geng Zeus paling ditakuti Jang Dong-su (Don Lee), yang aktingnya sangat sadis dan brutal. Sosok aktor Don Lee menghidupkan karakter gangster ini dengan sangat baik. Penonton dibuat merasa seram melihat kehadirannya. 

Namun saat melihat sosok pembunuh berantai , penontonpun dibuat merinding, karena aksinya sangatlah tepat sasaran dan tidak pandang bulu. Saat melakukan penyerangan, tiada memperhatikan kaidah pertarungan. Tindakan membabi buta akan dilakukan, dengan satu tujuan membunuh. Pembunuh berantai disini diperankan oleh Kim Sung-kyu . Tindakannya terlihat penuh dengan amarah, namun juga penuh perhitungan. Latar belakangnya sebagai korban penyiksaan di rumah sedari kecil, membuat dirinya seolah mempunyai dendam terhadap semua orang , terutama berkaitan dengan anak kecil.

Menarik tentunya saat alur cerita kemudian dibuat menjadi tegang, saat Jang Dong-su pada suatu malam bertemu dengan sang pembunuh berantai. Tanpa pandang bulu, Jang Dong-su ditikam dengan susud mematikan dari jarak dekat, namun masih tetap melawan dan menyebabkan sang pembunuh berantai kewalahan dan kabur dengan membawa luka tikam pada dada kirinya.

Melalui serangkaian operasi yang panjang, Jang Dong-su selamat, namun kehilangan muka, karena itu dendamnya teramat besar terhadap sang pembunuh berantai. Dalam keadaan seperti inilah, Jang Dong-su berusaha bangkit kembali menjadi gangster yang ditakuti oleh teman dan lawannya, serta bekerja sama dengan detektif Jung Tae-seok. 
Saat Jang Dong-su dan  Jung Tae-seok saling berhadapan dan bekerja sama, serangkaian perjanjianpun dilakukan, masing-masing tetap dengan gaya dan strategi tersendiri. Namun Jung Tae-seok tetap menyatakan hendak membawa pula Jang Dong-su ke penjara dan diadili atas tindakannya yang sadis dan brutal di dunia kegelapan. 

​Adegan demi adegan kemudian ditampilkan dengan kompleks dan memperlihatkan strategi dari masing-masing pihak, dan menghasilkan tontonan yang seru , membuat penonton penasaran untuk mengetahui penyelesaian dari alur cerita film ini.
Saat menonton film ini, saya jadi teringat akan film  tahun 1987, The Untouchables. Namun apabila film The Untouchables adegan kekerasanya sangat dijaga, maka film the gangster, the cop , the devil justru menonjolkan banyak adegan sadis dan kekerasannya.

Dengan berhasilnya film ini masuk ke ajang film festival bergengsi Cannes , seolah memberikan tanda , bahwa saat ini memang era film brutal dan sadis menjadi salah satu trend dalam dunia perfilman.
0 Comments



Leave a Reply.

    Author

    Web yang dibuat untuk latihan anak-anak UKM .
    ​Penulis beragam, utama/mentor : Nuty Laraswaty 
    IG: NutyLaraswaty

    Archives

    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018

    Categories

    All

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.