Nuty Laraswaty
Bagi yang mengikuti cerita pada jilid 1 , pasti mengenal cerita anak-anak ini dengan segala dialog dan sudut pandang anak-anak, dengan sentuhan orang dewasa yang tidak beget dominan.
Namun banyak pula yang menonton, karena deretan nama pemeran dewasanya yang saat itu memang sedang banyak dipuja oleh banyak Ibu-Ibu dan kaum perempuan pada umumnya.
Hasinya semua bahagia, Ibu-Ibu dan kaum perempuan pada umumnya dan anak-anak yang mendadak menjadi bersemangat untuk memasak di dapur dan belajar mengenai kompetisi.
Namun banyak pula yang menonton, karena deretan nama pemeran dewasanya yang saat itu memang sedang banyak dipuja oleh banyak Ibu-Ibu dan kaum perempuan pada umumnya.
Hasinya semua bahagia, Ibu-Ibu dan kaum perempuan pada umumnya dan anak-anak yang mendadak menjadi bersemangat untuk memasak di dapur dan belajar mengenai kompetisi.
Bagaimana jika ada jilid 2 nya? Ya, film Koki koki cilik 2 , dengan pemeran utama anak-anak, dan pemeran dewasa yang kali ini mengalami perubahan pada susunan pemainnya.
Sebutlah masih ada aktor Ringgo, yang masih menemani, dan terlihat nyaman dan "enjoy" dalam perannya disini.
Namun deretan nama-nama pemeran dewasa baru, mampukah menyaingi atau mengikuti jejak pemeran dewasa terdahulunya?
Bicara untuk alur cerita , tentunya masih menggunakan dialog dan bahasa anak-anak, mereka dibuai dalam cerita yang sederhana dan merupakan dunia mereka. Namun sayangnya penonton, seolah teringat selalu akan para aktor pemeran dewasa jilid 1, tanpa sadarpun mulai melakukan perbandingan yang sebenarnya tidak akan mungkin dapat dianalogikan sama, karena berbeda jamannya.
Sebutlah masih ada aktor Ringgo, yang masih menemani, dan terlihat nyaman dan "enjoy" dalam perannya disini.
Namun deretan nama-nama pemeran dewasa baru, mampukah menyaingi atau mengikuti jejak pemeran dewasa terdahulunya?
Bicara untuk alur cerita , tentunya masih menggunakan dialog dan bahasa anak-anak, mereka dibuai dalam cerita yang sederhana dan merupakan dunia mereka. Namun sayangnya penonton, seolah teringat selalu akan para aktor pemeran dewasa jilid 1, tanpa sadarpun mulai melakukan perbandingan yang sebenarnya tidak akan mungkin dapat dianalogikan sama, karena berbeda jamannya.
Maka saat itupun reaksi penonton terbaca dengan jelas dan gamblang. "Film Koki Koki Cilik 2, kurang gregetnya masih kalah jika dibandingkan yang pertama" .
Nampaknya memang kaitan antara ajakan menonton film anak-anak ke bioskop, memang masih tergantung pada selera Ibu-Ibu atau kaum perempuan pada umumnya. Saat yang mereka harapkan tidak terjadi, maka alur cerita yang sesungguhnya serupa tapi tak sama pada jilid 1 nya pun , mulai mendapat kritik dari para penggemar orang dewasa yang kecewa karena tidak mendapatkan yang diharapkannya.
Nampaknya memang kaitan antara ajakan menonton film anak-anak ke bioskop, memang masih tergantung pada selera Ibu-Ibu atau kaum perempuan pada umumnya. Saat yang mereka harapkan tidak terjadi, maka alur cerita yang sesungguhnya serupa tapi tak sama pada jilid 1 nya pun , mulai mendapat kritik dari para penggemar orang dewasa yang kecewa karena tidak mendapatkan yang diharapkannya.
Adapun saya, komentarnya tetap sama. Koki koki cilik 1 dan 2, temanya memang tema anak-anak. Berbicara dari sudut pandang anak-anak dan tentunya imajinasi luar biasa anak-anak yang tanpa perlu logika dan nalar orang dewasa.
Jadi tentunya akan banyak segment adegan-adegan yang tidak masuk akal bagi orang dewasa, namun sesuai imajinasi anak-anak.
Oleh karena itu, koki koki cilik 2, masih tetap bisa menghadirkan senyum bagi diri saya pribadi, serta sebagai alternatif tontonan yang mengajak anak-anak berpetualang ke alam dengan tetap menggabungkan porsi penggunaan gadget untuk alat bantu, bukan sebagai tujuan utama.
Mari kita sambut film yang membuat hate riang dan tersenyum, serta lupakanlah sejenak logika, nalar dan aturan hidup ala orang dewasa yang serba ribet itu.
Sudah siap ?
Jadi tentunya akan banyak segment adegan-adegan yang tidak masuk akal bagi orang dewasa, namun sesuai imajinasi anak-anak.
Oleh karena itu, koki koki cilik 2, masih tetap bisa menghadirkan senyum bagi diri saya pribadi, serta sebagai alternatif tontonan yang mengajak anak-anak berpetualang ke alam dengan tetap menggabungkan porsi penggunaan gadget untuk alat bantu, bukan sebagai tujuan utama.
Mari kita sambut film yang membuat hate riang dan tersenyum, serta lupakanlah sejenak logika, nalar dan aturan hidup ala orang dewasa yang serba ribet itu.
Sudah siap ?