Gambar hak cipta Soraya Intercine Film
Sebuah film untuk merayakan lambang kasih sayang yang didapuk jatuh pada tanggal 14 Februari 2019 pun hadir untuk membuat baper para penontonnya.
Sayapun berkesempatan untuk menonton film ini , dan mengingat film ini kabarnya bebrbeda dengan novelnya. sayapun tertarik untuk menonton dan mengikuti perbedaannya, yang kabarnya telah mendapat restu dari penulis novelnya dengan judul yang sama yaitu Ika Natassa.
Namun sebelumnya ,kita tonton dahulu trailernya
Sayapun berkesempatan untuk menonton film ini , dan mengingat film ini kabarnya bebrbeda dengan novelnya. sayapun tertarik untuk menonton dan mengikuti perbedaannya, yang kabarnya telah mendapat restu dari penulis novelnya dengan judul yang sama yaitu Ika Natassa.
Namun sebelumnya ,kita tonton dahulu trailernya
Ya, cerita ini memang intinya pada kerumitan perasaan cinta segitiga, atau segi emapat antara 4 karyawan sebuah bank.
Dalam film ini, saya dibuat terkagum-kagum dengan pengambilan sudut kamera dan pemandangan indah yang ditampilkan.
Namun dari segi pengembangan karakter pemain, saya tidak dapat merasakan sekali adanya perubahan dari sebuah tragedi hingga romansa yang timbul.
Sungguh sangat disayangkan, karena banyak sekali adegan-adegan yang sesungguhnya bisa lebih memperdalam perubahan karakter dan emosi dari para pemainnya. Jikapun ada, hanya Herjunot Ali saja yang mampu menampilkan melalui sorot matanya, dan sayangnya hanya dapat terjadi di awal pemutaran film saja. Saat mendekati akhir film, saya gagal menangkap sorot mata hampa penuh harapan dan kecewa dari Herjunot Ali.
Akhir cerita film untunglah dapat dimaafkan, karena masuk dalam logika akal sehat. Jika Herjunot Ali kemudian diceritakan tetap menetap di Indonesia, maka sayapun bisa didaulat menjadi salah satu orang yang sangat kecewa akan penyelesaian akhir film.
Namun bagi moment kasih sayang, dapatlah film ini, menjadi salah satu tontonan bagi pasangan yang munglin sedang terlibat dalam kisah cinta segitiga, ataupun segi empat.
Dalam film ini, saya dibuat terkagum-kagum dengan pengambilan sudut kamera dan pemandangan indah yang ditampilkan.
Namun dari segi pengembangan karakter pemain, saya tidak dapat merasakan sekali adanya perubahan dari sebuah tragedi hingga romansa yang timbul.
Sungguh sangat disayangkan, karena banyak sekali adegan-adegan yang sesungguhnya bisa lebih memperdalam perubahan karakter dan emosi dari para pemainnya. Jikapun ada, hanya Herjunot Ali saja yang mampu menampilkan melalui sorot matanya, dan sayangnya hanya dapat terjadi di awal pemutaran film saja. Saat mendekati akhir film, saya gagal menangkap sorot mata hampa penuh harapan dan kecewa dari Herjunot Ali.
Akhir cerita film untunglah dapat dimaafkan, karena masuk dalam logika akal sehat. Jika Herjunot Ali kemudian diceritakan tetap menetap di Indonesia, maka sayapun bisa didaulat menjadi salah satu orang yang sangat kecewa akan penyelesaian akhir film.
Namun bagi moment kasih sayang, dapatlah film ini, menjadi salah satu tontonan bagi pasangan yang munglin sedang terlibat dalam kisah cinta segitiga, ataupun segi empat.
Pemain film : Herjunot Ali, Carissa Perusset, Refal Hady, Atikah Suhaime, dan Angel Pieters.
Sutradara : Rizal Mantovani
Produksi : Soraya Intercine Film
Diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karya Ika Natassa.
Sutradara : Rizal Mantovani
Produksi : Soraya Intercine Film
Diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karya Ika Natassa.